I Putu Merta
I Putu Merta merupakan nama yang diberikan oleh orang tua saya. Saya lahir di desa Tangkup, 28 Maret 2001. Saya lahir dari pasangan I Ketut Gemuh dan Ni Nyoman Lanis. Saya tinggal di Desa Tangkup, Kecamatan Sidemen, Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali. Disini saya dibesarkan oleh kedua orang tua saya, di sebuah desa terpencil yang kini sudah mengalami perkembangan yang dulunya tidak diketahui oleh banyak orang khususnya di Bali. Dari saya kecil saya sering diajari oleh kedua orang tua saya. Dari berbicara, mendengarkan,dan menulis. Tentunya banyak kenangan yang saya masih ingat hingga saat ini. Saya akan menceritakan perjalanan hidup saya dari saya masuk Taman Kanak-kanak atau yang biasa disebut dengan TK.
Saat saya baru mendaftar saya merasa bingung saya diajak kemana oleh ayah saya, pada saat itu saya belum tahu apa itu TK. Saat mendaftar saya diberi penjelasan oleh guru disana bahwa saya akan sekolah di TK Lila Kumara Sari. Pertama saya diberitahu cara memperkenalkan diri dengan benar. Walaupun saya agak takut saat berkenalan dengan teman-teman yang lain. Tetapi saya dipaksa untuk berani untuk berkenalan saat itu. Saat saya memperkenalkan nama saya berbicara dengan pengucapan yang terbata-bata, tapi saya berhasil. Setiap hari saya jalan kaki ke sekolah sejauh 1,5 Km tanpa orang tua, meski saya merasa takut tapi lama-kelamaan saya terbiasa. Jalan yang saya lewati tidak datar melainkan menanjak dan menurun. Walaupun saya kerap kelelahan tetapi saya merasa senang ketika bertemu dengan kawan-kawan. Saya di kelas diajarkan cara membaca, menulis, dan berbicara. Saya saat TK mengalami cukup banyak pengalaman, ada yang baik dan buruk. Setelah satu tahun saya belajar di TK, saya melanjutkan ke sekolah dasar atau SD. Saya merasa beruntung karena bisa sekolah tanpa biaya SPP, saya hanya membeli pakaian saja.
Saya melanjutkan sekolah di SD Negeri 2 Tangkup (yang kini bernama SD Negeri 1 Tangkup). Seperti biasa saat pertama saya ke sekolah ini, saya bersama ayah mendaftar di sekolah ini. Selanjutnya jika sudah selesai dan diterima maka saya dapat sekolah disini. Pertama saya memperkenalkan diri, selanjutnya saya masuk kelas untuk memperkenalkan diri di hadapan siswa lain. Saya disini diajakan lebih mendalam dan lebih banyak mata pelajaran dari sebelumnya. Walaupun saya agak malu saat pertama, tetapi saya mempunyai rasa ingin tahu yang cukup tinggi. Terutama teknologi, misal : sepeda motor, Hp, radio, Tv, dan lain-lain. Saya sampai dimarahi karena suka ngebongkar jam dinding karena saya penasaran apa sih yang ada di dalamnya? Pikir saya dulu. Selain itu saya sering membantu orang tua saya yang mayoritas petani. Seperti membersihkan rumput, mencarikan rumput sapi, mencari kelapa di hutan, bercocok tanam dan masih banyak lagi. Tetapi dari sekian kegiatan, saya suka mencari kelapa di hutan, karena setiap dapat 1 kelapa dibayar Rp. 3000 yang utuh, bukan berarti mudah untuk mencarinya, saya mencari kelapa yang jatuh dari pohonnya. Jadi jika tidak ada kelapa yang jatuh maka saya tidak dapat apa-apa. Selain itu saya suka menjadi buruh yang tugasnya mencari kelapa yang telah dijatuhkan oleh yang memanjat pohon kelapanya. Setiap 1 pohon yang dicari kelapanya saya diberi upah 2 kelapa, jadi jika 10 kelapa maka saya dapat 20 kelapa. Lumayan untuk bekal saya sekolah. Selain itu saya mencari cengkeh yang jatuh dari pohonya jika musim cengkeh. Setiap saya dapat 1 ons dihargai Rp. 5000 dan saya sering dapat 4 ons setiap harinya. Saya sangat bersyukur karena dengan usaha saya, saya bisa berbelanja di sekolah. Dari kelas 1 sampai kelas 6 saya hanya berbekal Rp. 1000 tiap harinya. Karena saya tahu bahwa keadaan keluarga saya yang kurang, jadi saya berhemat dan menabung uang untuk keadaan darurat.
Di sekolah saya menjadi siswa yang biasa saja. Saya tidak pernah banyak berbicara bahkan sama orang tua saya. Selain itu saya bersifat to the point atau mencari inti dari sebuah percakapan atau perkataan orang. Saya tidak terbiasa memulai pembicaraan, saya lebih suka menjawab dikarenakan dari kecil saya tidak diperbolehkan mendahului orang berbicara. Jadi jika saya bertemu dengan orang saya sering diejek karena saya tidak pernah berbicara sepatah katapun kepada orang sekitar. Saya memilih untuk menjauh dan menghindari orang lain yang lebih tua. Karena itu saya tidak bisa berbicara secara langsung karena trauma. Tetapi saya berusaha tabah menghadapi keadaan ini. Saya memilih cuek daripada meladeni-nya. Ini terjadi paling parah dari kelas 1 sampai 5 yang menyebabkan saya menjadi orang yang biasa saja. Saat kelas 6, saya mulai berusaha melupakan masa laluku sedikit demi sedikit. Berkat siaran televisi yang saya tonton saya baru tau bagaimana kehidupan di luar. Dari sana saya termotivasi untuk menjadi yang terbaik dari orang lain, saya termotivasi dari siaran kartun yang berjudul Naruto. Dari latarnya seperti menggambarkan kehidupan saya yang dulu, dan saya melihat pemeran utamanya tidak pernah menyerah meskipun ia sering diejek dan dibuli hingga akhirnya ia mencapai tujuannya menjadi seorang yang terkenal dan suka menolong sesama. Dari cuplikan itu saya bangkit dari trauma saya saya berusaha menjadi yang lebih baik. Dan hasilnya saya mendapatkan peringkat 2 umum di sekolah saat kelas enam. Dari sana saya mulai dikenal oleh masyarakat sekitar dan saya. Bahkan dari teman saya meminta tips bagaimana cara supaya bisa dapat juara. Banyak orang berfikir dan merasa heran atas pencapaian yang saya dapat. Saya merasa bangga karena ini pertama kalinya saya meraih prestasi.
Setelah tamat dari sekolah dasar, saya melanjutkan ke sekolah menengah pertama atau SMP. Saya melanjutkan pendidikan saya di SMP Negeri 3 Sidemen. Sebuah sekolah yang terpencil dan satu-satunya ada di wilayah saya. Selain itu sekolah ini bebas uang pembangunan yang menyebabkan saya bersyukur, karena dari TK sampai sekarang saya tidak bayar uang pembangunan. Selain itu sekolah ini merupakan sekolah cukup baik dari sekolah lain di Kecamatan Sidemen. Walaupun tidak terlalu terkenal, bagiku ini adalah sekolah impian. Saat saya mendaftar di sekolah ini saya menemukan banyak teman baru. Setelah mendaftar, keesokan harinya saya ikut MOS atau Masa Orientasi Siswa. Saat itu saya diajari PBB, memperkenalkan diri didepan siswa, dan ikut serangkaian games yang diberikan kakak OSIS. Setelah MOS yang melelahkan akhirnya saya dapat diterima di sekolah ini.
Saat ini kegiatan yang saya senangi yaitu mencari daun cengkeh, karena setiap kilogram daun cengkeh berharga Rp.1000. Karena orang tua saya tidak punya uang saya memutuskan mencari daun cengkeh. Saat SMP saya setiap hari dari rumah berbekal uang saku Rp. 3000, karena semua harga barang naik sehingga segitu saya berbekal dari rumah. Saat kelas 7 pelajaran yang saya gemari yaitu matematika. Karena pelajaran kelas 7 cukup mudah menyebabkan nilai matematika saya mencapai 90 di raport. Saya senang sekali, karena pertama kali mata pelajaran matematika mendapatkan nilai tertinggi dari mata pelajaran yang lainya. Selain itu, ada sedikit peningkatan yang saya alami sehingga saya cukup berprestasi di sekolah. Dari kelas 7 sampai 9 saya mendapatkan peringkat 1 dikelas dan pernah peringkat 2 umum kelas 7 dan 8, peringkat 1 umum saat kelas 9. Saya juga pernah ikut OSN matematika walaupun peringkat 10 se-kabupaten Karangasem, lomba di MGMP Karangasem walaupun saya tidak dapat juara, dan hanya peserta. Selain itu juga pernah ikut lomba di SMA Negeri Bali Mandara, lomba ini sangat berkesan karena seluruh SMP se-bali ikut berpartisipasi. Kesan pertama saya rasakan di sekolah ini saat lomba sangatlah luar biasa, karena sekolah ini menawarkan bantuan pendidikan penuh untuk siswa yang kurang mampu serta berpotensi untuk maju. Baru pertama kali saya ikut lomba ini saya berambisi ingin sekolah disini. Dan saya belajar giat supaya dapat di sekolah ini. Pernah juga disekolah saya ada kakak alumni dari sekolah saya yang mensosialisasikan tentang sekolah SMA/SMK Negeri Bali Mandara. Dari sosialisasi itu saya tertarik untuk mencoba mendaftar ke SMK Negeri Bali Mandara. Kenapa saya memilih SMK? Karena saya tahu bahwa di SMK saya dapat langsung bekerja, yang menyebabkan saya memilih SMK. Di sini saya memilih jurusan Teknik Kendaraan Ringan. Kenapa? Karena feeling saya mengatakan dengan memilih jurusan TKR saya dapat pengetahuan yang lebih banyak dari jurusan yang lain. Sebelumnya saya harus melewati tahap PPDB berupa paper base, disini saya mengisi berbagai macam administrasi dan data pribadi. Setelah tahap ini saya melalui tahap home visit, tahap ini membuat saya kaget, soalnya tanpa ada notifikasi atau pemberitahuan terlebih dahulu. Saat tahap ini saya sedang mencuci pakaian dan tiba-tiba datang orang, saya kira kerabat saya yang datang ternyata dari SMA/ SMK Negeri Bali Mandara. Saya cepat-cepat memanggil ayah saya yang sedang di sawah, sesampainya di rumah saya dan ayah ditanya semua tentang keadaan di rumah. Dan sehabis itu saya menunggu pemberitahuan dari panitia apakah saya lolos atau tidak untuk masuk tahap boot camp. Saat saya menunggu saya agak ragu karena pemberitahuannya belum ada. Jadi saya memutuskan mencari sebuah sekolah SMK cadangan yang lain, jika saya tidak diterima disana maka saya sekolah di sekolah cadangan tersebut. Tetapi sebelumnya saya mempunyai feeling bahwa saya diterima menjadi siswa SMK Negeri Bali Mandara. Dan ternyata benar setelah saya mendaftar ke sekolah lain saya mendapatkan pemberitahuan dari panitia bahwa saya lulus menuju tahap boot camp. Setelah mendengar pemberitahuan tersebut saya merasa senang sekali dan bersemangat. Memasuki tahap bootcamp saya berdoa dan memohon keselamatan dari rumah. Di tahap ini saya harus melalui berbagai macam tes diantaranya, interview, FGD, tes logika matematika dan masih banyak lagi. Di tahap ini saya harus menginap selama tiga hari dua malam. Di tahap ini saya mendapatkan pengalaman yang luar biasa. Seperti dari cara makan sampai sikap dan perilaku saya haruslah menuruti rule atau peraturan. Walaupun begitu, saya sudah terbiasa dengan keadaan sesulit itu. Disana saya menemukan banyak teman dari seluruh kabupaten di Bali. Dengan beragam bahasa dan logat masing-masing daerah. Saya senang karena mendapatkan teman dengan berbagai bahasa yang unik menurut saya dan yang saya belum ketahui. Setelah selesai tahap ini saya menunggu informasi di internet. Dan sesuai perkiraan saya diterima sekolah di SMK Negeri Bali Mandara. Disini saya memasuki tahap MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah). Masa ini saya dikenalkan dengan berbagai macam peraturan sekolah serta berbagai narasumber sosialisasi seperti Cok Krisna yang memberikan motivasi kepada saya bahwa tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini. Seperti halnya Cok Krisna yang berusaha dari nol hingga sukses seperti sekarang.
Jujur saya sangat beruntung dapat bersekolah di SMK Negeri Bali Mandara dengan fasilitas lengkap, ekstrakulikuler yang banyak dan guru yang profesional. Membuat saya semangat untuk mencapai cita-cita dan impian yang saya miliki. Pertama kali saya belajar disini saya sedikit merasa kewalahan karena banyak kegiatan serta tugas, sedangkan waktu yang kurang memadai. Disini saya banyak mendapatkan pengalaman yang belum pernah saya jumpai. Seperti kegiatan TM atau Transcendental Meditation, disini saya diajarkan meditasi supaya tidak stress dalam mengikuti berbagai kegiatan yang ada di sekolah. Selain itu, ada juga budaya TTM, 3S, One Man Six Trees, dan masih banyak lagi. Di sekolah saya juga pernah ikut beberapa event seperti : Cak Inovatif, sosialisasi dari berbagai narasumber, dan seminar ke beberapa tempat. Disini saya diajarkan disiplin serta memiliki jiwa seorang pemimpin agar kelak saya bisa hidup secara mandiri dan menjadi orang sukses. Walaupun saya masih menyesuaikan diri tetapi saya berusaha supaya mendapatkan prestasi di sekolah ini. Saya juga memiliki keluarga disini yang bernama Nairiti Grha. Dengan orangtuanya yang dinamakan pitta/matta. Selain itu, disini pelajaran yang diberikan sangat menarik dan disampaikan secara menarik. Saat ulangan pun dilaksanakan sangat ketat dan jika ada siswa yang ketahuan mencontek maka otomatis dikeluarkan dari sekolah ini. Selain mencontek, hal lain yang dilarang yaitu, mencuri, berkelahi dan hamil menghamili. Disini saya mencoba ikut lomba desain grafis pada lomba BLCC yang diadakan oleh Udayana. Tetapi saya tidak mendapatkan juara di lomba ini. Memasuki semester dua ini saya ingin mendapatkan prestasi yang lebih banyak dari sebelumnya. Walaupun banyak rintangan yang harus saya lewati, akan tetapi saya semangat supaya dapat meraih cita-cita saya. Cita-cita saya saat ini ingin menjadi pengusaha perbengkelan yang sukses serta membuat orang tua saya bahagia karena saya memberikan yang lebih buat orang tua saya.
Ini merupakan beberapa pengalaman yang saya alami dari kecil sampai sekarang. Walaupun tidak terlalu lengkap dari awal sampai akhir, tetapi saya tetap ingat pengalaman saya. Jika ada kesalahan autobiografi saya saya mohon maaf dan saya berterima kasih kepada Tuhan karena memberikan kelancaran dalam membuat autobiografi ini. Sekian, terima kasih.
segala cobaan yang tlah kau lewati..itu adalah jaln tuhan membingbingmu ke kehidupan yang akan baik di kemudian harinya..
ReplyDelete#pm
Pastinya bos. aku akan selalu ingat itu. thanks banyak.
Delete''tidak semua hal yang kau hadapi bisa kau atasi, tetapi tidak ada hal yang bisa kau atasi tanpa kau hadapi''// sury adnyana
ReplyDeleteoke masbro, thanks..
DeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
Deleteoke.
Deletemenginspirasi.....?
ReplyDeletemakasih bos.
Delete